Selasa, 04 Desember 2012

PUISI CINTA ANAK FISIKA



Momentum cinta

 Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku
Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum
Bagai tetes minyak yang jatuh di ruang hampa
Dilambangkan dengan alfa dalam sebuah sudut…

Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto
Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih
Bagai benda yang bertumbukan lenting sempurna…

Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi
Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya
Energi kinetik cintaku tak terpengaruh oleh kecepatan
Bahkan hukum kekekalan energi tak dapat
menandingi hukum kekekalan di antara kita

Listrik statis berbanding terbalik dengan listrik dinamis
Yang bergantung pada medium rambatnya lintasan
Bagai nada pada dawai dan pipa organa
Inilah hambatan listrik yang terjadi diantara kita...

Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu
Menjadikan cinta kita sebagai titik ekuilibrium yang sempurna
yang takkan tergoyahkan impuls ataupun momentum gaya
Inilah resultan momentum cinta kita…


Malam ini

Ku lihat penanggalan qomariah
karna malam ini adalah bulan purnama
ku coba fokuskan mata pada langit malam
tapi cahayanya hanya beberapa kandela
terhalang awan cumulus nimbus hitam

Di ruang 2 x 3 meter
yang diterangi sinar neon 40 watt
saat hipotalamusku tak bekerja aktif
elektron itu mengalir pada korteks serebrum
flasback pada memory waktu lampau

bayangan magnitudo impianku yang mulai berkurang
tereduksi oleh muatan keterbatasan
melewati titik nadir dalam hidup
hidup seperti roda yang berputar kini,
ku berada di bawah sumbu rotasi

bumi masih terus berotasi
apakah sudah tiba momentumnya
saat gaya itu mulai bekerja
dan hatiku dalam pengaruh medannya

Karena evolusi bintang pasti terjadi
lahir bersinar dan akhirnya mati
jika aku diam saja disini
semua pasti tetap terus bergerak

Tapi jika tak ada resultan gaya yang bekerja padamu
akankah hukum Newton III masih berlaku
Ku hanya ingin iman ini stabil
meski ku harus meluruh sekalipun
kusadari radiasi ini menghitamkan hatiku dan
energi yang terbuang percuma

Jika ku harus kehilangan seluruh masa diamku
akankankah semua tetap berjalan pada lintasanNYA
karena ikhlas adalah 1 dibagi 0 dan hasilnya tak terhingga
cintaku hidupku matiku hanya untuk-NYA semata

vektor cintaku

Vektor cinta kita tegak lurus
Jatuh bertaut di hati karena gravitasi
Fluks kasih semakin tak tersisih
Beriak kecil dan kontinu

Sayang ini tak terkuanta
Absolut hanya untukmu
Semakin meningkat anomali hati
Karena amplitudo hadirmu

Kristal senyumu
Menghancurkan amorf gundahku
Paramagnetik harapku
Tanpa paralaks menggemuruh

Senyum tanda cinta
Ketika senyum tepat mengarah di fokus hati
hati bervibrasi tanda polikromatik
beresonansi di jiwa
Ferromagetik melekat rasa

Ini bukan semiotik emburto eco
Ini juga bukan fatamorgana
Ini aurora saat gelombang cinta
berinterferensi konstruktif

Walau jarak kita seperti aphelium
Namun senyumu tetap kekal
 tak terbias, tak terfriksi
oleh ruang dan waktu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar